22 Agustus 2022

Salim Fakhry Optimis Langkah Strategis Pemerintah Dapat Tingkatkan Harga TBS Kelapa Sawit

Berita Golkar - Pemerintah dinilai telah mengambil langkah sangat strategis yang tepat, dalam upaya kembali menaikkan dan menjaga stabilitas harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit nasional yang sempat anjlok pada awal tahun 2022.

Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Golkar, Salim Fakhry mengatakan, kebijakan dan langkah strategis yang telah diambil pemerintah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kembali harga tanda buah segar atau TBS kelapa sawit sehingga petani sawit, terutama petani mandiri, tidak semakin dirugikan dengan penurunan harga TBS.

"Tinggal harapan kita semua, bagaimana efek dari kebijakan atau langkah strategis yang diambil pemerintah tersebut terhadap harga TBS kelapa sawit. Apakah akan cepat membantu petani dengan kenaikan harga TBS atau tidak," kata Salim Fakhry, dalam keterangannya, Selasa (23/8/2022).

Baca Juga: Bersitegang Dengan Golkar, Ketua SOKSI Sumut Sangkot Sirait: Gubsu Edy Rahmayadi Ajak Wakilnya Bicara Empat Mata

Salim menambahkan, Indonesia telah sekian lama menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Sejak tahun 2006 hingga tahun 2021, produksi minyak sawit Indonesia terus meningkat hingga mencapai 44 juta ton per tahun dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 3,6% per tahun.

Setiap tahun, sektor kelapa sawit juga berkontribusi sekitar 13,5% terhadap ekspor non-migas Indonesia dan menyumbang 3,5% terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Dapat dikatakan industri kelapa sawit nasional telah menjadi salah satu industri unggulan Indonesia, yang memberikan banyak manfaat untuk perekonomian," katanya.

Baca Juga: Kendalikan Inflasi Pangan, Luhut Pandjaitan Lapor Jokowi Minta Semua Desa Tanam Sendiri Cabai dan Bawang

Beberapa waktu lalu, katanya, harga tanda buah segar (TBS) sempat menyentuh angka tertinggi yakni sebesar Rp 3.500 per kilogram (kg), khususnya di Provinsi Riau. Itu terjadi pada awal tahun 2022. Akan tetapi, harga TBS tiba-tiba anjlok.

"Pada April 2022, petani sawit di sejumlah daerah merasakan fluktuasi penurunan harga TBS yang sangat signifikan dan dampaknya telah dirasakan oleh petani sawit mandiri," ujarnya.

Menurut Salim, penurunan harga TBS yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan lamanya hingga mencapai ke level terendah telah menimbulkan keresahan bagi para petani kelapa sawit Indonesia, terutama petani mandiri.

Baca Juga: Sakit Jantung, Anggota Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Probolinggo Sholehuddin Meninggal Dunia

"Mereka mengeluhkan bagaimana anjloknya harga TBS kelapa sawit yang tidak kunjung membaik, dan memengaruhi kehidupan petani sawit," katanya.

Salim menambahkan, komisi IV DPR sangat berharap agar para mitra kerjanya, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk terus memikirkan dan mengambil langkah-langkah yang sangat signifikan, agar harga TBS dapat distabilkan sehingga petani kelapa sawit tidak semakin merugi. {sumber}

fokus berita : #Salim Fakhry,