Desak Polri Ungkap Motif Pembunuhan Brigadir J, Sari Yuliati: Perasaan Rakyat Sudah Hancur
24 Agustus 2022

Berita Golkar - Topik pembahasan terkait kematian Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J masih terus berlanjut. Komisi III DPR RI kembali melakukan rapat kerja pada 24 Agustus 2022, kali ini bersama dengan Kapolri.
Salah satu hal yang diulas dalam rapat tersebut yakni tentang motif dugaan pembunuhan berencana yang diketuai oleh Ferdy Sambo yang belum terungkap hingga sekarang. Sejumlah pihak sebelumnya sempat mengungkapkan bahwa motif pembunuhan Brigadir J tidak bisa dipublikasikan.
Salah satunya yakni Menkopolhukam, Mahfud MD yang menyatakan bahwa motif dari kasus tersebut sangat sensitif dan hanya bisa diketahui oleh orang dewasa saja. Selain itu, Polri melalui konferensi pers juga pernah menyatakan bahwa motif dari Ferdy Sambo atas kasusnya hanya bisa diungkap oleh pengadilan.
Baca Juga: Golkar Kota Tangerang Siap All Out Menangkan Airin Rachmi Diany di Pilgub Banten 2024
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi III DPR RI dari Partai Golkar, Sari Yuliati mengungkapkan ketidaksetujuannya. "Saya kira semua yang hadir di sini sudah cukup dewasa untuk bisa mengetahui informasi tersebut," kata Sari Yuliati seperti dikutip JatimNetwork.com dari YouTube DPR RI pada 24 Agustus 2022.
Sari Yuliati juga mengatakan bahwa perasaan seluruh rakyat Indonesia telah hancur atas kasus pembunuhan Brigadir J yang belum tuntas hingga sekarang. "Dan Polri juga pernah konferensi pers, dan mengatakan bahwa motifnya, biarkan pengadilan yang mengungkap karena untuk menjaga perasaan," ungkap Sari Yuliati.
"Saya kira, perasaan seluruh rakyat Indonesia sudah hancur pak. Perasaan kami yang ada di sini juga sudah hancur atas musibah itu," imbuhnya.
Baca Juga: HUT ke-24 PAN, Airlangga Hartarto: Semangat Kolaborasi Birukan Langit Indonesia
Sari Yuliati pun menyarankan agar Polri mengungkap motif dari pembunuhan Brigadir J kepada publik sejelas-jelasnya. "Jadi sebaiknya diungkap saja motif tersebut agar tidak ada spekulasi atau asum-asumi liar yang berkembang di masyarakat," jelas Sari Yuliati.
"Jangan sampai ada prasangka terhadap Polri bahwa Polri menciptakan cipta kondisi agar masyarakat menjadi blur tentang motif yang sesungguhnya," sambungnya. {sumber}
fokus berita : #Sari Yuliati