16 September 2022

Mohammad Saleh Minta Mahasiswa Tetap Konsisten Pegang Teguh Nilai-Nilai Luhur Pancasila

Berita Golkar - Anggota DPR RI Asal Bengkulu, H. Mohammad Saleh SE, menggelar sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di daerah pemilihannya pada Selasa (9/8/22). Bertempat di aula serbaguna Pemprov Bengkulu, acara tersebut dihadiri oleh sekitar 150 peserta yang tergabung dalam Ikatan Pemuda dan Mahasiswa Bengkulu.

“Saya sengaja mengundang pada pemuda dan mahasiswa dalam acara kali ini, karena saya ingin berdialog dan mendengar beragam masukan dari generasi yang paling idealis di negeri ini. Generasi yang selalu hadir menjadi penyelamat bangsa di saat momen yang sangat krusial. Generasi yang oleh Bung Karno digambarkan sebagai pengubah dunia,” ujar anggota Komisi VIII DPR RI yang disambut tepuk tangan meriah dari segenap peserta.

Baca Juga: Lamhot Sinaga: Bansos dan BLT Pertahankan Daya Beli Masyarakat

Lebih lanjut, politisi Partai Golkar meminta agar mahasiswa tetap bersikap kritis dalam merespon berbagai fenomena yang berkembang di tengah masyarakat. Pasalnya, pemuda dan mahasiswa merupakan generasi yang punya energi besar untuk menjaga agar bangsa Indonesia tetap konsiten memegang teguh nilai-nilai luhur serta mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang diamanahkan oleh para pendiri negeri. Serta, agar masyarakat Indonesia tidak kehilangan identitas dan jati dirinya.

“Begitu banyak peristiwa dan fenomena yang terjadi di tengah masyarakat yang menuntut kehadiran pemuda dan mahasiswa. Misalnya upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak terpecah belah akibat ulah oknum-oknum tertentu yang selalu menebar kebencian dan mendiskreditkan kelompok-kelompok tertentu. Okum-oknum yang terkesan memancing di air keruh untuk kepentingan kelompoknya sendiri,” jelas mantan Ketua DPD RI.

Para peserta terlihat sangat antusias mendengarkan paparan dari narasumber. Setelah sesi diskusi dibuka, mereka bergantian mengajukan pertanyaan kritis yang membuat moderator kewalahan. Pasalnya, setiap penanya masih memaparkan beberapa hal yang mereka mintai komentar atau jawaban dari narasumber. Jika jawaban narasumber dinilai tidak memuaskan, maka mahasiswa akan mengiterupsi untuk mendapatkan pernyataan sikap.

Salah satunya ketika narasumber menerangkan masalah penegakan supremasi hukum. Berkali-kali mahasiswa mengangkat tangan menginterupsi narasumber.

Baca Juga: Menangkan Gugatan LPG 3 Kg, Ini Penjelasan Menperin Agus Gumiwang

“Yang kami rasakan tidak seperti yang Bapak sampaikan. Banyak peristiwa hukum yang membuat rasa keadilan ita tercerai. Pemerintah tampaknya bersikap pilih kasih dalam menegakkan hukum. Jika yang bersalah adalah orang yang berseberangan dengan pemerintah, maka proses hukumnya tepat dan tegas. Tapi jika yang bersalah adalah orang yang berada di pihak pemerintah, maka penegakan hukumnya lambat. Kami punya banyak data dan bukti orang-orang yang tidak tersentuh hukum, meskipun sudah dilaporkan berkali-kali, karena dinilai berpotensi memecah belah bangsa,” tegas salah seorang mahasiswa.

Meskipun banjir interupsi, sesi sialog dan diskusi tetap berjalan interaktif dan kondusif. Mahasiswa tetap bisa menjaga ketertiban.

“Saya sangat bangga dengan semua peserta yang hadir di acara ini. Diskusi kali ini sangat berkelas dan berkualitas. Iklim intelektualitas seperti inilah yang harus terus dipelihara oleh pemuda dan mahasiswa, agar negeri ini bisa melakukan akselerasi dalam meretas kemajuan,” pungkas H. Mohammad Saleh. (sumber)

fokus berita : #Mohammad Saleh