20 Februari 2023

Impor Komoditas Ugal-Ugalan, Firman Soebagyo: Mendag Jangan Manjakan Importir Dengan Subsidi

Berita Golkar - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menanggapi usulan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) terkait subsidi untuk para importir kedelai.

"Kalau dulu harganya Rp15.000 perlu subsidi enggak? Ya perlu kalau waktu itu. Kalau sekarang harganya Rp12.000 masih perlu subsidi enggak? Kalau harganya udah selisihnya Rp3.000, masa disubsidi seribu lagi," ujarnya, dikutip Senin (20/2/2023).

Arief pun menilai subsidi tidak bisa sembarang diberikan. Apalagi, jika kondisinya tidak tepat. "Nanti semua orang yang jualan komoditas minta subsidi semua," tambah dia.

Baca Juga: Amankan Instruksi Airlangga Hartarto, Tetty Paruntu Siap Tempur di Pemilu 2024

Sebelumnya, Zulhas mengusulkan anggaran subsidi kedelai Rp1.000 per kilogram (Kg) diberikan langsung kepada importir untuk menekan harga yang tinggi di tingkat perajin tahu dan tempe.

Usulan Zulhas banyak menuai kontra. Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Firman Soebagyo, meminta Mendag tidak sembrono membuat kebijakan subsidi, apalagi kepada importir kedelai karena ini akan menyakiti hati masyarakat, kususnya petani kedelai.

Ia mengingatkan Indonesia sebuah negara berpenduduk besar. Sehingga dalam situasi dan kondisi ekonomi sulit seperti ini menteri terkait begitu mudah memberikan subsidi-subsidi kepada komoditas pertanian.

"Apalagi, subsidi itu akan diberikan kepada pelaku importir. Ini akan menimbulkan sebuah resiko dan dampak psycologis serta kecemburuan sosial yang luar biasa, dari masyarakat. Importir itu harusnya diatur tentang hak dan kewajibannya," ujar Firman, belum lama ini.

Baca Juga: Hetifah Tekankan Pentingnya Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Kementerian Dalam Dunia Pendidikan

Apalagi, kata dia, petani lokal ini belum bisa memenuhi kebutuhan nasional. Dengan jumlah penduduk yang besar serta budaya makan tahu dan tempe sebagai makanan utama dan juga kebutuhan bahan baku industri untuk ekspor semakin meningkat.

Oleh karena itu, konsep kebijakan memberikan subsidi kepada pengusaha importir sangat tidak tepat untuk pelaku usaha. "Subsidi itu harus kepada rakyat atau petani lokal seperti petani supaya lebih semangat untuk menanam kedelai seperti di Grobogan yang mempunyai varitas dan menghasilkan kedelai konon katanya nomor satu di dunia," tambah Firman. (sumber)

 

fokus berita : #Firman Soebagyo