19 Maret 2023

Bahas Kata ‘Maneh’, Dedi Mulyadi Sampai Temui Budayawan Cirebon

Berita Golkar - Trendingnya kata 'maneh' yang dipersoalkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) memicu polemik di masyarakat, khususnya warga Sunda.

Dalam sejumlah lini masa media sosial, mereka mengulas soal sebutan 'maneh' yang berarti 'kamu' dalam bahasa indonesia.

Sebagian masyarakat setuju dengan Emil yang menyebut maneh kasar dan tidak sopan apabila digunakan oleh rakyat kepada seorang pejabat negara. Namun, sebagian lainnya menilai kata maneh sangat wajar.

Mereka justru mencela Emil hingga ramai trending #RidwanKamilMiripSoeharto? lantaran tidak terima menerima kritik dari Muhammad Sabil Fadilah (34) Guru SMK honorer asal Cirebon.

Baca Juga: Figur Idah Syahidah Masih Menjadi Vote Getter Bagi Partai Golkar di Gorontalo

Terkait hal tersebut, mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menelisik lebih jauh soal kata 'maneh' yang dipersoalkan Emil.

Dirinya pun menemui dua orang budayawan asal Cirebon di  Gedung Kesenian Cirebon yang berlokasi di Komplek Stadion Bima, Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat. Pertemuan tersebut terekam dalam postingan instagramnya @dedimulyadi71, pada Minggu (19/3/2023).

"Ini kita sudah sampai di Gedung Kesenian Cirebon. Ternyata ini kawan-kawan lama, dulu waktu saya di (menjabat Bupati Purwakarta) Bupati suka keliling kampung bersama Mas (dalang) Slamet Gundono," ungkap Dedi Mulyadi memperkenalkan dua orang budayawan Cirebon.

"Dia waktu itu menggunakan wayang suket, almarhum," ujarnya lagi. Dalam kesempatan tersebut, Dedi Mulyadi menjelaskan kultur Sunda terbentang luas mulai dari Banten hingga Sukabumi.

Baca Juga: Ace Hasan Minta SOKSI Jabar Jadi Tulang Punggung Pemenangan Partai Golkar di Pemilu 2024

Begitu juga dengan Cirebon hingga Bandung. "Nah ini kan kalau bicara di Jawa Barat itu pastikan ada satu kultur Sunda Kulon, itu yang Sunda asal (awal) ya, Banten, kemudian Bogor, Sukabumi," ungkap Dedi Mulyadi.

"Kemudian Sunda Priangan, orang ngerti Sunda Priangan itu di mana. Kemudian Sunda Cirebon," ujarnya.

"Nah orang Cirebon kan memang multi (budaya) ya, ngomong Cirebon Alus, ngomong Sunda bisa. Nah dengan tren kalimat 'maneh', 'maneh' kalau dalam pandangan bahasa wong Cirebon itu opo (apa)?," tanya Dedi Mulyadi.

Terkait hal tersebut, seorang budayawan menjelaskan masyarakat Cirebon memiliki dua bahasa, yakni bahasa Sunda dan Bahasa Ibu, yakni Cirebonan karena berbatasan dengan Jawa tengah. Oleh karena itu, masyarakat Cirebon harus bisa menguasai dua bahasa.

Baca Juga: Bamsoet Dukung Pemisahan Ditjen Pajak Dari Kementerian Keuangan

"Jadi kalau bagi saya yang kebetulan belum ke mana-mana, tapi sejak lahir itu ditopang oleh dua bahasa, karena nenek saya mengatakan bahwa 'kalau orang Cirebon itu harus bilingual, dua bahasa," ungkap seorang budayawan.

"Artinya harus bisa bahasa Sunda dan kemudian harus juga menguasai bahasa Ibu (Cirebonan)," tambahnya lagi.

Oleh karena itu, apabila ada orang Sunda yang menyebutkan Sunda adalah etnis atau suku atau kelompok, menurutnya tidak tepat.

"Orang Sunda menganggap bahwa Sunda itu adalah etnisitas, itu sama saja dengan mengecilkan Sunda," ujarnya.

"Kalau saya ini termasuk orang yang berpandangan Sunda itu bukan etnis," ujar Dedi Mulyadi.

"Betul," balas sang budayawan.

"Tapi, Sunda itu ideologi," tambah Dedi Mulyadi.

"Betul," balas budayawan lagi.

Baca Juga: Fairid Naparin: Partai Golkar Siap Menang Pemilu 2024 di Palangka Raya dan Kalteng

Sunda sendiri diungkapkan Dedi Mulyadi merupakan nilai-nilai ajaran hidup manusia. Bukan diartikan sebagai suku dari kelompok masyarakat Jawa Barat.

"Sebuah nilai universal tentang ajaran hidup manusia, tentang Tri Tangtu Di Buana (cara berpikir masyarakat tradisional Sunda), begitu," ujar Dedi Mulyadi.

Pernyataan Dedi Mulyadi tersebut bermula dari Sikap Ridwan Kamil yang tak ingin dipanggil Maneh oleh Sabil. Sabil yang merupakan warga Cirebon, Jawa Barat itu dinilai tidak sopan karena memanggilnya dengan kata 'maneh'

Kondisi tersebut berbeda ketika Ridwan Kamil sebelum menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Waktu Masih Cagub Ramah Banget Tak Masalah Dicengin, Kini Cuma Bilang Maneh, Sabil Langsung Dipecat.

Baca Juga: Ace Hasan Luncurkan Aplikasi Sahabat Golkar Di Dikpol Fungsionaris Kota Bogor

Waktu masih berstatus sebagai Calon Gubernur (Cagub) Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil), tidak mempermasalahkan soal lelucon yang disampaikan Muhammad Sabil Fadilah (34).

Guru SMK honorer yang dipecat setelah menuliskan komentar dalam postingan instagram Ridwan Kamil, @ridwankamil itu pun tidak mempermasalahkan postingan Sabil yang menyindir perut Emil yang buncit.

Masa-masa indah itu terekam dalam postingan instagram Sabil, @sabilfadillah pada 3 Januari 2016 silam.

Dalam postingannya, Sabil yang mendukung Emil maju sebagai Cagub Jabar itu mengunggah tiga potret kedekatannya dengan Emil.

Dalam potret pertama, Ridwan Kamil terlihat tengah berselfie dengan seorang perempuan bernama Sintya yang berseragam TV One. (sumber)

 

 

 

 

fokus berita : #Dedi Mulyadi